Posted by: Jamilin Sirait | May 15, 2010

Pembekalan kepada Capen HKBP Yang akan ditahbis


Pembekalan Kepada Calon Pendeta HKBP

Lima puluh tiga orang Calon Pendeta yang sudah menjalani masa praktek selama kurang lebih dua tahun akan ditahbiskan oleh Ephorus HKBP dalam Ibadah Minggu, tanggal 16 Mei 2010 di HKBP Rawamangun. Kelima puluh tiga orang calon pendeta itu melayani di berbagai tempat di HKBP, antara lain: Kantor Pusat HKBP, di jemaat-jemaat desa dan kota.

Dalam pembekalan kepada mereka yang akan ditahbiskan pada hari Sabtu tanggal 15 Mei 2010, Kadep Koinonia HKBP mengutarakan beberapa hal:

  1. Mereka menerima “tohonan” itu dari Tuhan melalui pimpinan HKBP. Oleh sebab itu, setiap orang yang menerima “tohonan” harus mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan dengan melakukan pelayanan sepenuh hati, tulus dan jujur sampai akhir. Setiap “pelayan tahbis” harus lebih takut kepada Tuhan daripada kepada manusia. Orang-orang yang takut kepada Tuhan akan menghargai apa yang diberikan Tuhan kepadanya dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Perangkat-perangkat pelayanan pendeta harus benar-benar didalami dan dipahami. Pendeta melakukan tugas pelayanannya dengan perangkat yang utama: Bibel, Buku Ende, Agenda, Katekismus, Confesi, RPP, Aturan & Peraturan HKBP. Pendeta harus terus menerus berdoa, membaca Alkitab, mempelajari buku Ende satu demi satu, menguasai dengan baik Agenda, dan mendalami semua perangkat dimaksud. Dokumen lain yang perlu dipelajari adalah Buku Bolon jemaat setempat di mana seorang pendeta melayani, buku warta jemaat, dan sebagainya.
  3. Para pendeta HKBP harus fasih berbahasa Batak dan Indonesia. Banyak pendeta yang tidak tahu bahasa Batak dan banyak juga yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Jika mungkin pendeta HKBP perlu mempunyai pengetahuan secukupnya bahasa internasional yaitu Inggeris.
  4. Sejak menerima tohonan, setiap Pendeta HKBP harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak mendukung pelayanan, misalnya main catur, tidur siang dan berbicara terlalu semborono. Kata-kata yang terucap dari mulut seorang pendeta harus memiliki bobot. Lebih baik waktu tidur siang dipergunakan untuk membaca buku atau mengadakan perkunjungan kepada keluarga jemaat.
  5. Pendeta HKBP harus kritis, kreatif dan dinamis dalam merancang pelayanan. Kemajuan pelayanan banyak ditentukan oleh kreativitas para pendeta. Tentu setiap pemikiran harus dimatangkan dan didiskusikan dengan pendeta senior dan parhalado serta anggota jemaat.
  6. Pendeta HKBP harus bersedia ditempatkan di mana pun. Ladang pelayan Tuhan bukan hanya di kota tetapi juga desa. Sekecil apa pun jemaat yang kita layani, pasti memiliki potensinya sendiri.
  7. Pendeta harus benar-benar menyerahkan dirinya dan hidupnya kepada Tuhan. Poda tohonan menjadi pedoman dalam menekuni pelayanan pendeta.
  8. Selamat mempersiapkan diri menerima pentahbisan menjadi Pendeta.

Leave a comment

Categories